Sabtu, 27 Agustus 2011

PEMUDA BANGSA DAN MASA DEPAN INDONESIA

pemuda adalah adalah tulang punggung sebuah negara, tak hayal potret pemuda masa lalu adalah wajah negara masa kini, dan potret pemuda masa sekarang adalah penentu arah negara di masa yang akan datang. pemuda sebagai lokomotif 'perestroika' atau pembaharuan negara adalah pemuda yang terdidik dalam frame pendidikan yang layak serta mampu membentuk pemikiran untuk membangun bangsa yang lebih baik kedepannya, namun sebaliknya apabila pendidikan pendidikan formal tidak mampu menawarkan konsepsi-konsepsi bagaimana mengembangkan pemikiran alhasil wajah pemuda kedepan tidak akan memberi sumbangsih apapun terhadap negara dan pendidikan pun akan hanya akan menjadi tempat bergengsi bagi segenap pemuda yang mampu mengecap pendidikan tersebut. maka tak hayal pendidikan bergengsi pun hadir sebagai kasta-kasta terhadap status sosial tingkat perekonomian masyarakat untuk memilih pendidikan yang sesuai dengan isi kantongnya. hari ini masih begitu banyaknya pendidikan formal yang menawarkan berbagai konsepsi pembentukan manusia ke arah yang lebih baik kedepannya dapat menjadi mapan dan hanya akan memiliki pekerjaan yang pasti, hal ini pun masih dapat kita lihat dengan nyata iklan-iklan promosi pendidikan yang menggambarkan lulusannya pasti mendapat pekerjaan dan banyak diterima menjadi PNS atau perusahaan tertentu, tak hayal mainstream berfikir terhadap pendidikan pun oleh mahasiswa khususnya hanyalah sebagai batu loncatan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak kedepannya tanpa harus mementingkan ilmu yang didapatkan sebagai skill untuk bekerja atau menciptakan lapangan pekerjaan. mainstream tersebut telah begitu kental terdoktrin melalui harapan-harapan kemapanan dan sebagai kebutuhan akan harga diri (esteem needs) akan penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, kebanggaan, dianggap penting dan apresiasi dari orang lain sebagai peningkatan status sosial yang lebih baik. ketika hal ini terus terjadi, maka alhasil dapat di asumsikan lah bahwa pendidikan di negara ini hanya lah pembentukan pekerja-pekerja yang di stempel oleh lembaga pendidikannya sebagai hak paten untuk bekerja dan ketika hal tersebut secara terus menerus berlanjut tak hayal seluruh pemuda hasil pendidikan formal hanyalah sebagai pekerja semata tanpa mementingkan bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan yang pada akhirnya para KAPITAL dari negara lainlah yang masuk ke indonesia untuk mendirikan perusahaan-perusahaan pengolahan hasil alam yang ada di indonesia, sedangkan kita sebagai pemuda hanyalah dapat menikmati hasilnya dengan bekerja keras dan bergaji standar sesuai dengan kontrak yang ditetapkan KAPITAL. hal tersebut pula terus menjadi momok tersendiri ketika kesalahan berfikir pemuda (intelectual cul de sac atau kebuntuan pemikiran) terus terjerembab kedalam lubang tersebut serta didukung oleh moral penguasa atau pemerintah yang lebih baik menyewakan tanah (disini tanah yang kaya akan hasil alam) dan membagi keuntungan sekian persen nya saja tanpa memikirkan dampak negatif dari hasil eksploitasi kekayaan alam tersebut (lihat :PT. Freeport dan PT. Newmont Nusa Tenggara) yang berdampak pada semakin tidak bereksistensinya pemuda dan limbah-limbah hasil produksi tersebut yang merusak lingkungan serta memberikan penyakit-penyakit.

Merububah Paradigma Pemuda.

sudah saatnya indonesia lebih mandiri dengan SDM pemuda yang ada dan siap membangun bangsa yang madiri tanpa harus menyewakan tanah negara ke KAPITAL luar negri, hal tersebut pula bukan hanya menjadi mimpi serta wacana belaka ketika perubahan dilakukan dengan penuh kesadaran untuk mengubah bangsa menjadi lebih baik dengan kemandirian tanpa perlu mem-politisir pendidikan, karena pendidikan adalah wilayah suci pembentukan manusia untuk menjadi manusia. tak hayal, ketika moral penguasa negara hanyalah sebatas memikirkan kepentingan fisiologis individual maka semua bangunan suci membangun Indonesia lebih baik hanya akan masuk tong sampah semata. membangun paradigma mandiri memang bukanlah hal yang mudah dilakukan, namun bukanlah hal yang tidak mungkin dapat dilakukan ketika secara kebijakan negara lebih megutamakan pendidikan sebagai prioritas utama sebagai investasi jangka panjang membangun bangsa lebih baik adalah benar-benar dan dengan penuh keseriusan memproteksi pendidikan dari nila kotor yang merusak susu dapat dilakukan dengan Pendidilkan Gratis yang sebenarnya, melalui penggalakan pendidikan gratis tersebut maka seluruh elemen masyarakat dari tingkat status sosial apapun akan mengecap pendidikan, namun pula pendidikan yang diberikan haruslah mulai di reformasi menjadi lebih baik dengan tidak hanya membentuk pemuda sebagai pekerja semata atau penjejalan teoritis yang melangit tanpa adanya model belajar cerdas dengan menyeimbangkan teori dan uji empiris, maka pendidikan secara simultan melalui kebijakan pemerintah (yang pastinya bukan kebijakan atas kepentingan golongan atau individu) melakukan pendidikan cerdas untuk benar-benar membentu pemuda yang "siap menciptakan lapangan pekerjaan" bukan pemuda yang "siap bekerja", maka cita-cita kondusifitas negara dan kemandiriannya pasti akan benar-benar terjadi.

ideologi pemuda, bukan Doktrinisasi

input apapun (untuk ini adalah manusia) tidak akan mempengaruhi output untuk menjadi lebih baik ketika proses pembentukannya adalah benar dan sesuai metode-metodenya, pemuda yang sebagai lokomotif negara seperti yang disebutkan diatas haruslah mempunyai tujuan yang jelas membawa negaranya kearah mana, maka perjuangan tersebut pula haruslah di isi oleh ideologi yang suci dan benar-benar sebagai konsepsi hidup untuk perjuangan membangun negara lebih baik kedepannya, penanaman ideologi pemuda haruslah disadarkan melalui pendidikan namun bukan pemaksaan terhadap paham ideologi tersebut. karena pemaksaan hanyalah doktrin, dan doktrin yang dilakukan pasti akan menimbulkan perlawanan, alhasil cita-cita demokrasi dan egalitarian negara hanyalah menghasilkan anarkisme semata ketika lebih-lebih negara menggunakan aparatusnya untuk menekan pemuda yang kontra terhadap doktrinisasi.

maka sudah seharusnya Indonesia dapat menjadi negara yang lebih baik kedepnnya, karena kita harus meninggalkan yang baik untuk menuju yang lebih baik, hal tersebut dapat lah dicapai melalui lokomotif pemuda yang baik pula.

1 komentar: